Penyimpanan Anak Lebih Rapi Berkat DIY Furniture dan Tips Decluttering

Kalau rumah kita dipenuhi mainan, pakaian, buku cerita, dan benda-benda kecil yang gampang berserakan, rasanya semua ruangan bisa jadi sempit tanpa kita sadari. Aku pernah ngalamin fase itu: lemari anak penuh mainan, stiker menempel di dinding, plastik beroda selalu melintas di antara kaki orang dewasa. Bukan soal obses merapikan, tapi bagaimana menjaga semuanya tetap rapi tanpa bikin stres. Akhirnya aku mencoba dua pendekatan yang saling melengkapi: DIY furniture yang fungsional dan trik decluttering yang realistis. Hasilnya, ruang keluarga terasa lebih lega, mainan tersusun rapi, dan aku punya lebih banyak waktu untuk menikmati momen bareng anak. Yah, begitulah perjalanan kecilku menuju rumah yang lebih teratur.

Langkah pertama adalah soal fungsi ruangan, bukan cuma menata barang agar tampak rapi. Ruang bermain anak biasanya butuh akses mudah ke mainan, namun juga harus punya tempat menyimpan agar aktivitas tidak berantakan lagi setelah selesai bermain. Aku mulai dengan menilai area tersedia, tinggi–rendah rak, serta jalur sirkulasi. Alih-alih mempertahankan rak buku panjang yang sering jadi magnet mainan, aku memilih modul storage yang bisa disesuaikan. Dengan fokus pada fungsi, kita bisa memberi anak kemudahan untuk merapikan sendiri tanpa menuntun mereka setiap detik. Intinya: kalau alatnya memudahkan, anak-anak pun lebih senang merapikan.

DIY Furniture: Barang Bekas jadi Lemari Mainan

DIY furniture tidak selalu berarti proyek rumit. Aku mulai dari crate kayu bekas, palet, dan sedikit cat untuk membuat rak bertingkat serta kotak penyimpanan yang bisa dipindah-pindah. Aku tambahkan roda kecil agar modul bisa digeser saat membersihkan lantai, dan diberi label gambar agar anak bisa mengenali isi laci tanpa bantuan. Sudut-sudutnya aku lumuri dengan perekat dan perlindungan tepi agar aman jika ada yang tersenggol. Selain itu, aku buat kursi penyimpanan kecil yang juga bisa jadi tempat duduk saat membaca, dengan bagian bawahnya menyimpan mainan yang sering dipakai. Hasilnya, ruang terasa lebih teratur tanpa mengurangi kenyamanan anak beraktivitas.

Kalau ingin versi yang lebih cepat, kamu bisa mulai dari kotak karton yang kuat sebagai tempat mainan kecil, tempel gambar label, lalu atur dekat area bermain. Modul-modul kecil seperti itu tetap bisa diubah-ubah bentuknya sesuai kebutuhan ruangan. Yang penting, pilih material yang aman untuk anak dan pastikan tidak ada sudut tajam. Ide DIY semacam ini juga memberi rasa bangga pada anak ketika mereka melihat hasil kerja sama orangtua dan mereka sendiri.

Decluttering yang Menyenangkan (Bukan Siksaan)

Decluttering sering kedengarannya mengganggu, padahal kita bisa bikin prosesnya ringan dan konsisten. Aku pakai pendekatan 4 kotak: Tetap, Donasi, Jual, Buang. Setiap mainan yang diambil, kita tanya apakah masih dipakai. Jika tidak, masuk kotak Donasi; jika masih layak pakai untuk orang lain, masuk kotak Jual; kalau rusak, masuk Buang. Teknik 15 menit juga membantu: satu sesi singkat setiap hari fokus pada area kecil seperti laci bawah mainan mobil. Kadang sulit, terutama kalau ada barang kenangan bayi. Tapi lama-lama, kita terbiasa. Dan anak-anak mulai melihat bahwa merapikan bisa jadi bagian dari permainan, bukan beban.

Rotasi mainan juga efektif. Alih-alih menaruh semua mainan dalam akses publik setiap hari, simpan sebagian di rak atas atau di kotak tertutup dan biarkan beberapa mainan (yang paling sering dipakai) tetap mudah dijangkau. Setiap kali rotasi dilakukan, ajak anak memilih mana yang ingin dimainkan. Ini membantu mereka belajar mengatur prioritas dan memberi makna pada kebiasaan merapikan. Kuncinya sederhana: sedikit usaha setiap hari, hasilnya terasa nyata saat ruangan rapi dan anak bisa bergerak dengan leluasa.

Sentuhan Personal dan Langkah Praktis

Ruang yang rapi memang membuat rumah terasa lega, tapi inti utamanya adalah kebiasaan yang jalan terus. Aku belajar bahwa melibatkan anak sejak dini membuat proses merapikan lebih menyenangkan daripada memaksa mereka. Ajak mereka memilih gambar label, bikin ikon kategori bersama, atau putar musik kecil saat merapikan. Hal-hal kecil seperti itu memberi arti pada aktivitas sehari-hari. Terkait barang yang sudah tidak relevan lagi, kita perlu melepaskannya secara sadar. Yah, bagaimana caramu menata ruang sekarang? Coba gabungkan ide-ide ini minggu ini dan lihat ritme rumahmu berubah jadi lebih nyaman.

Salah satu sumber ide yang aku suka adalah keterlife, yang bisa kamu cek sebagai referensi tambahan untuk modul penyimpanan yang stylish namun praktis. Dengan contoh-contoh sederhana yang bisa direplikasi, kamu bisa menyesuaikan dengan ukuran rumah dan kebiasaan anak. Singkatnya: mulai dari fokus pada fungsi, lanjutkan dengan DIY sederhana, dan akhiri dengan kebiasaan decluttering yang konsisten. Kalau aku bisa, kamu juga bisa. Semangat ya, yuk mulai kemarin!

Kunjungi keterlife untuk info lengkap.