Kalau ditanya kapan terakhir kali rumahku benar-benar rapi, jawabannya: waktu itu sebelum punya anak. Sekarang? Main berantakan tiap sudut, boneka jadi pemandangan tetap, dan lego berserakan bisa bikin jempol itu nyantol. Tapi secara bertahap aku belajar trik penyimpanan anak yang nggak cuma estetis, tapi juga bikin kehidupan sehari-hari lebih adem. Jadi, catatan kecil ini tentang cara menyulap kekacauan jadi rapi — dengan sentuhan DIY dan sedikit tipu muslihat agar anak ikutan.
Kenapa main rapi itu penting (selain biar kinclong di Instagram)
Banyak orang mikir main rapi cuma soal penampilan. Padahal rumah yang teratur bikin kita lebih tenang, aman dari kacau (si kecil nggak bakal nginjek mainan tajam), dan mainan yang tersimpan rapi lebih awet. Aku juga merasakan: pagi hari lebih cepat berangkat karena nggak perlu ngumpulin puzzle 1000 biji dulu. Dan percaya deh, anak pun jadi lebih bisa fokus main kalau barangnya punya ‘rumah’ sendiri.
DIY gampang: proyek akhir pekan yang nggak bikin pusing
Kita nggak perlu tukang kayu profesional untuk bikin storage kece. Beberapa ide simpel yang pernah aku coba: susun crate kayu yang dicat jadi rak mainan, bikin bangku bench dengan kotak penyimpanan di bawahnya, atau pasang papan bertali (pegboard) untuk menggantung tas dan topi boneka. Untuk bahan, sebetulnya papan kayu tipis, lem, beberapa sekrup, dan cat sudah cukup. Kalau mau yang lebih ringan, aku pakai plastik box yang dipajang miring agar anak mudah ambil sendiri.
Salah satu favorit keluarga adalah “stasiun buku” rendah — rak buku setinggi lutut anak, sehingga mereka bisa ambil dan menaruh sendiri. Selain mengurangi drama, ini ngajarin kemandirian. Kunci DIY: ukur dulu ruang, pakai bahan yang aman, dan sanding semua ujung biar nggak ada serpihan.
Trik declutter biar kita nggak nyerah di tengah jalan
Decluttering itu proses, bukan lomba. Aku pakai metode sederhana: kategori cepat jadi tiga kotak—keep, donate, toss. Biar lebih fun, aku atur timer 15 menit untuk satu area. Saat anak ikutan, kita bikin challenge: “Siapa yang bisa pilih 5 mainan untuk disumbang?” dan kasih reward kecil. Jangan lupa prinsip “satu masuk, satu keluar” supaya koleksi nggak balik lagi liar.
Kalau butuh inspirasi storage siap pakai, pernah juga cek beberapa solusi lokal yang praktis seperti laci rokok mainan dan box multiwarna—ini sering ngehemat ruang dan gampang dibersihin. Daripada tumpuk semua di kardus, mending labelin tiap kotak berdasarkan kategori: puzzle, kendaraan, boneka, dan lain-lain. Ini efektif banget saat malam hari ketika kita cuma ingin tidur tanpa mencari tutup kepala dinosaurus.
Trik licik supaya anak ikut membereskan (iya, wajib ada tipu-tipunya)
Anak kadang ogah beres karena rasa tanggung jawab masih belum muncul. Aku pakai beberapa “tipu” manis: ubah beres jadi permainan, pasang timer bernada lucu, atau beri stiker sebagai poin setiap kali mereka selesai membereskan. Buat area khusus “main cepat” dengan kotak mainan yang bisa ditutup — tugasnya, semua harus masuk sebelum kotak ditutup. Dengan sedikit ritual dan konsistensi, mereka mulai paham rutinitasnya.
Oh iya, satu saran penting: tempatkan storage di tingkat yang rendah. Kalau rak tinggi, anak pasti minta tolong terus. Menempatkan barang di bawah membuat mereka merasa bisa mandiri. Dan untuk item yang harus disimpan jauh—misalnya mainan kecil yang gampang hilang—gunakan wadah transparan agar mudah terlihat.
Perawatan gampang supaya tetap rapi
Rutin 10 menit tiap malam untuk “sweep” mainan bisa jadi penyelamat. Satu lagi: rotasi mainan tiap beberapa minggu. Simpan sebagian di lemari dan ganti berkala supaya anak merasa seperti dapat mainan baru—padahal cuma yang lama yang keluar lagi. Selain itu, sempatkan juga untuk membersihkan barang yang mulai rusak dan langsung buang atau perbaiki. Jangan bawa barang rusak kembali ke kotak ‘keep’.
Intinya, main rapi bukan berarti steril ala showroom — melainkan selaras antara kenyamanan, fungsi, dan sedikit estetika. Kalau kita konsisten membuat sistem yang sederhana dan menyenangkan, rumah jadi tenang, anak pun belajar tanggung jawab. Plus, kita tetap bisa pamerin transformasi rapi di feed tanpa malu-maluin. Untuk solusi storage yang praktis dan bisa bantu mulai langkah kecil itu, aku sempat kepoin beberapa produk di keterlife yang lumayan komplit dan terjangkau.
Jadi: ambil kotak, cat sedikit, atur zona, dan ajak anak sebagai partner in crime. Main rapi, rumah tenang—dan ibu/papanya bisa ngopi tanpa dikejar-keejar plastik mainan. Selamat mencoba, dan kalau mau, nanti aku share foto proyek DIY yang paling berhasil (atau paling gagal — biar kita sama-sama ngakak).